Rabu (23/6) kira-kira jam 17.30 saya dalam perjalanan pulang dari Solo. Ada yang berbeda memang sore hari itu, suasananya ramai sekali, jalan-jalan penuh, polisi dimana-mana. Yah saya pikir wajarlah karena pada hari itu juga ada Solo Batik Carnival di jl. Slamet Riyadi Solo mungkin saja beberapa jalur dialihkan pikir saya.
Sampai di Delanggu suasana jalan semakin ramai, tapi ke arah Jogja lebih ramai dari pada ke arah Solo. Sehabis bangjo Delanggu tiba-tiba denger suara sirine, saya pikir ambulan atau ada rombongan pejabat lewat, beberapa detik kemudian mobil Metro TV menyalip saya. Ada acara apa Metro TV sampai ke kota kecil Klaten tanya saya dalam hati. Semakin ke arah Jogja jalanan semakin penuh.
Sesampainya saya di rumah, belum mandi, belum cuci muka, saya langsung menyalakan laptop dan langsung ngenet. Teman saya menyapa via media chatting di Facebook dy bilang "Luth, Klaten sekarang jadi sarang teroris". Kebetulan juga saat yang sama ayah saya sedang menonton TVOne yg menyiarkan berita teroris ditangkap di 2 tempat di Klaten, di Samping Pengadilan dan di Gergunung, Waduuuh itu mah ga jauh dari rumah saya. OOwwh jadi tadi rame2 dijalan sampai ada wartawan TVOne gara-gara ada teroris di Klaten pikir saya. Spontan saya bilang ke ayah saya "Be nonton ke TKP nyok"
Saya, adek saya dan ayah saya brangkat menuju TKP yang hanya 5menit ditempuh menggunakan sepeda motor dari rumah saya. Suasana disana ramai, penuh, jalanan sesak, lampu lalu lintas sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya, pinggir jalan dipenuhi sepeda motor, trotoar dipenuhi orang-orang, sampai-sampai saya terpisah dengan ayah saya. Sepertinya ayah saya berhenti dan ngobrol sama orang. Kemudian saya dan adik saya memutuskan untuk lewat jalan desa-desa dan melihat lebih dekat walaupun tetap saja tidak bisa terlihat bahkan sampai menerobos police line. 'ah ga kelihatan juga' menjadi semakin malas saya. adik saya malah mengajak untuk melihat ke TKP satunya yang berada di kampung Girimulyo. Baiklah saya juga pensaran karena lokasinya dekat dengan rumah teman saya dan hanya berjarak 3 rumah dari rumah teman saya.
Ternyata lewat jalan besar sama ramainya, baiklah kami memutuskan untuk lewat jalan-jalan kampung yang gelap gulita karena tidak ada rumah di kanan kirinya juga tidak ada penerangan sama sekali. All iz well All iz well kata saya..haha
Sampai di kampung tersebut saya bingung lewat gang yang mana dan kami akhirnya lewat jalan yang agak besar karena sudah malam juga..
Sampai di ujung jalan kok malah udah ditutup polisi jalanya dan ga boleh lewat, yasudah kita balik saja dan akhirnya pulang.
Dulu kira-kira 7 tahun yang lalu, di desa saya juga pernah ada penggrebegan semacam ini, bedanya ga sampai ada letusan senjata berapi. Kasusnya juga sama, tetangga saya terlibat jaringan teroris. Padahal waktu masih SD dulu saya hampir setiap hari datang kerumahnya untuk belajar bahasa inggris dan komputer.. Kota saya tercinta yang kecil ini sekarang tak lagi damai. Waspada?? sudah pasti. Sapa yang menyangka orang disekitar kita terlibat kasus terorisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar